Jumat, 26 Desember 2008

Rudy Habibie tetap nomor wahid


Membaca tentang pemilihan 5 Rudy (Habibie, Hartono, Salam, Hadisuwarno & Choirudin) yang terhebat , aku jadi terkenang kisah ini….

Siapa yang tidak kenal BJ Habibie? Seperti rakyat Indonesia lainnya, akupun mengenal sosoknya sejak kecil., ditambah Bapakku alm. adalah karyawan barisan awal dari IPTN, mulai dari Lapip hingga IPTN.


Pernah pada suatu kesempatan, kami anak-anak karyawan dihimpun untuk bertemu dengan Bapak Habibie & Ibu Ainun yang selalu terlihat serasi dan harmonis.


Pada sesi tanya jawab, ada diantara kami yang bertanya tapi pertanyaannya itu tidak bermutu ditambah penyampaiannya yang kurang baik sehingga para hadirin menyoraki "huuuuh". Bapak BJ ini tetap bersikap santun , menyuruh hadirin diam dan dia mendengarkan dengan baik dan meluruskan pertanyaan penanya sehingga penanya menjadi percaya diri dan dijawab dengan tetap dengan memberi appreciate yang tinggi, sungguh mengena dihatiku sampai kapanpun. Dan diakhir acara beliau menyanyikan lagu “Sepasang Mata Bola” dan “Widuri” yang merupakan lagu kesayangannya.


30 September 2006, Adikku, Augi berkesempatan bertemu beliau di The Habibie Centre untuk bedah buku fenomenalnya “Detik-detik yang menentukan”. Adikku berkesempatan berdialog singkat dengan Mr President III ketika sesi tanda tangan di buku, kira2 seperti inilah dialognya:


Augi: Pak Habibie, kenalkan nama saya Augi

BJ Habibie: Apa kabar Augi

Augi: Baik Pak, Pak Habibie, bapakku dulu bekerja di IPTN?

BJ Habibie:Siapa namanya?

Augi: Jusri Djalaluddin, sudah almarhum 2 tahun yg lalu Pak

BJ Habibie: Innalillahi wa inailaihi rajiun. Bagaimana keadaan Ibu? Sehat?

Augi: Alhamdulillah sehat Pak

BJ Habibie:Salam saya untuk Ibu & keluarga ya…

Augi: Baik Pak, terima kasih.


Dan akhirnya buku itu beliau tanda tangani dengan tulisan seperti foto di atas. Sentuhan personal yang begitu memikat dan karena daya pikat itulah akhirnya kugunting dan kupigurakan tulisan dan tanda tangannya, ya… tanda tangan seseorang yang humble, santun dan high qualified dan mengapa di hati keluarga kami, beliau kami tetapkan sebagai Rudy yang nomer satu….

Rabu, 24 Desember 2008

Teti, temen lama yg kembali....











Tadi sore ketika pulang dari Carrefour, aq bertemu dgn teman sekostku dahulu ketika di Kebon Sawo 16 Kuningan Jkt. Dia pribadi yang periang namanya Rifka, sudah lama kita lost contact dan tiba-tiba diantara kerumunan orang ketemu lagi, surprised!

Dari Rifka kemudian aku di-sms dengan temanku yang lain, namanya Teti. Dan kali ini aku mau bercerita tentang TETI.

Aku jadi teringat kenangan bersamanya ketika kami rombongan geng KS16 pulang balik ke Bandung dgn 'timor merah' Teti, dan ketika itu aku yang jadi supirnya, belum ada tol sadang sehingga kita lewat Cianjur guna melanjutkan ke tol cikampek.

Di Cianjur ban mobil kempes dan di tol cikampek kejadian itu berulang ditambah kunci mobil yang tertinggal di dalam mobil sehingga Ella's husband (ketika itu masih pacar, Harry) terpaksa mendatangi kita ke tol setelah mengambil kunci cadangan di kamar Teti.

Selain itu aku teringat juga ketika aku, Tania dan Rifka yang menghadiri pernikahan Teti di Singaparna Tasik dengan menggunakan mobil katana yg aku supiri dengan tak habis2nya berdzikir terutama di daerah Nagrek.

Teti..teti banyak hutang budiku padanya karena meski 'badung' untuk ukuran anak kiai, punya ambisi & mimpi yang besar dan semuanya bisa dia wujudkan, & diantara semua itu, ada yang banyak disepakati sama temen2 bahkan mantan mantan mantan cowo'nya he..he..he... Teti adalah teman yang menarik n paling asyik diajak curhat coz She is a good listener.

Setelah sekian lama tak jumpa ternyata batin kita tetap nyambung dan it's surprise for me.

Persahabatan bagai kepompong, dan kali ini Teti sudah menjadi kupu-kupu yang indah dan ajaib karena dia tidak bertelur, dia beranak dan sudah ada dua kupu-kupu lucu yang menjadi puncak sayangnya, namanya Pepa dan Pipo.... Happy family, lucky U Wendi.

Dari satu maka tumbuhlah tunas yang lain... dari hanya niat untuk membuka diri maka diberilah kuakan-kuakan baru.... Thanks Allah, satu-satu akhirnya yang dulu telah kembali....


Selasa, 23 Desember 2008

menanam yuu....




Selama di Jakarta aku beberapa kali berkesempatan 'memergoki' seorang nenek sepuh pemilik kost tempat ku tinggal, dan suatu hari aku sempatkan untuk berdialog di area parkir ketika sang nenek sedang memandori pembantu2nya untuk menanam sebuah pohon. Nenek ini sepanjang saya lihat selalu dikawal seorang sitternya.

Aku: Sore Bu, rajin amat, pohon apa yang ditanam?
Nenek: Oh, ini... sayah ngga' tahu namanya, tapi kemaren lalu sayah pergi ke rumah sodarah, pohon ini kalo berbunga aromanya harum, jadi nanti seluruh kost-an ini harum.
Aku: Bu, kelihatannya awet muda, sudah berapa sebenarnya umur Ibu?
Nenek: Hampir seratus. Sayah rajin minum rebusan daun salam setiap hari dengan obat Cina yang dibawa anak dari Singapur
Aku: Oh... pantesan nenek sehat ya imbuhku....
Setelah berbasa-basi sebentar kemudian aku pamitan menuju kamarku...

Jadi teringat sama hadits "kejarlah ilmu walaupun ke negeri Cina", dan sekarang Orang dari negeri itu sudah memberi ilmu padaku bahwa menanam itu adalah perbuatan yang tidak mengenal pamrih. Beliau menanam pohon yang yang belum berbunga dan bila saat itu tiba, harumnya belum tentu beliau nikmati. Ada keikhlasan disana. Dapat pelajaran lagi deh, salam kompax ya nek:)

baca juga berkebun tanda syukur.




Minggu, 21 Desember 2008

Zinahnya sang mahasiswi & hari ibu


Selama bulan Desember, aq ada urusan di Jakarta. Selama masa urbanisasi, aku putuskan untuk memilih kost-an khusus putri di daerah Kuningan .

Kost-an itu telah berisi 3 orang mahasiswi, mereka berumur kisaran 18-19. Sebutlah namanya Diah, Wati dan Baby berasal dari Lampung, Pare-pare dan Padang Sidempuan....

Mereka adalah pribadi2 yang riang, bersuara merdu bila menyanyi dan tidak malu-malu untuk melampiaskan hasratnya, "pengen ml, sedang horni tapi lagi mens, pengen make'in kondom, takut hamil" dll, yang membuat runguku merasa risih.

Biasanya aq sampai kost-an jam 20.30 wib & beberapa hari ini kulihat di kamar Diah yg pintunya dibiarkan terbuka, Diah & pacarnya berduaan di tempat tidur. Sang pacar yg juga kakak kelasnya ternyata malam itu bermalam disana.... & setelah kumandang Adzan Shubuh selesai, lelaki itu mengendap keluar kamar menuju mobilnya.

Kemarin, setelah Sholat Shubuh & membaca Al-matsurat, aq merasa jayus bila membiarkannya saja, aq hampiri Dyah, sebelum aq bersuara, dgn innocense-nya Diah berkata, "Ada apa Kak?" Aq tutup pintu kamar dengan keras & setelah mengatur emosi, aq menyatakan keberatanku bila selama aq berada di kost-an ini mereka berbuat yang tidak sepatutnya....

Hatiku membatin, kok seorg mahasiswi, kadar intelektualnya bisa lebih rendah dari pelacur, capingnya gm? hanya dengan sebuah martabak dan atas nama 'cinta' (lebih tepatnya nafsu) Diah mau menyerahkan 'segel' kehidupannya?

Seandainya orangtua mereka tahu, anak yang digadang2nya dgn segenap keringat dan air mata, menyekolahkannya ke ibu kota agar kelak berhasil, berzinah dgn tanpa rasa bersalah? Apakah mereka merasa sbg mahasiswi daerah, merasa ngga' gaul bila belum melakukan zinah?

Ada-apa dgn semua ini? Aq jadi teringat sebuah hadits,''Wanita adalah tiang negara, apabila wanitanya baik, maka baiklah negara itu, tapi bila wanitanya buruk, maka buruk pulalah negara itu.''

Maaf, bila aq terlalu ikut campur urusan orang, niatku hanyalah membantunya menumbuhkan rasa malu atas perbuatannya... krn sampai tulisan ini kubuat, tidak ada rasa itu padanya.

Bila di negara ini ada ratusan, ribuan atau jutaan Diah dan sebabnya sudah seperti benang kusut tidak tahu dimana pangkalnya, semoga dgn niat yang bening, benang kusut itu bisa kita urai dengan rapi kembali, together, nothing imposible? InsyaAllah.

SELAMAT HARI IBU.... ternyata pe-er untuk kaum ibupun masih banyak....

Artikel lainnya

Me & Mom


Selasa, 16 Desember 2008

Insyaf dari Hiatus



Ntah berapa lama aq telah melalaikan jari jemariku menari di blog-q ini. Banyak faktor penyebabnya selain karena kegaptekan-q yang tak pandai dlm ber-HTML dan per-download-an (ERROR sering q-dapati padahal berlangganan pun tidak).

Selain gaptex, akibat seringnya blogwalking, aq menjadi semakin minder ngeliat perkembangan para blogger mania yg makin mmmmh tak terkatakan deh.... dan krnnya kuprotect blog-q agar hanya aq aja yang bisa baca...

Akhirnya dgn aba2 maju jalan grak, bangga juga bisa tambah-tambah image, link, etc pdhl u/ sebagian blogger, nothing special tapi buat gw mah four thumbs up . Walau belum sekeren my potret-nya toni wahid n ngga' segape Dee dlm cakap Inglisy, blog ini isinya gw banget, iya...blognya Yunie, anaknya Pa' Jusri itu lho.... Dgn yuniemenulis, I wanna be free like Dewi Soekarno's say, "I have no boss".

Pergilah kau minder, menjauhlah kau gaptek en mari lah kemari para pecinta blog....

Senang rasanya bisa menari lagi dengan jurus EGP!